Sayid Ahmad Khan

Sebagai langkah untuk membangkitkan kembali umat Islam, Sayid Khan mengemukakan tiga langkah yang harus ditempuh, yaitu bekerja sama di bidang politik; mengambil ilmu-ilmu kebudayaan Barat; menafsir ulang Islam dalam pemikiran. Gagasan untuk menjalin hubungan dengan negara Inggris dan menyingkirkan penolakan kaum muslimin terhadap kemajuan Barat mulai ia perjuangkan.

Kemunduran umat Islam disebabkan karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu, ia menganjurkan umat Islam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Pada konteks ini, kerja sama dengan Inggris yang menguasai India ketika itu merupakan salah satu pendekatan strategis, di samping mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan yang maju, seperti sekolah Inggris di Muradabad dan Mohammedan Anglo Oriental Collede (MAOC) di Aligarh.

Sayid Ahmad Khan meyakini bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalan bagi umat Islam di India, untuk memiliki negara tersendiri yang terpisah dari umat Hindu. Pengikut ide-ide pembaharu ini bertambah besar pasca kematiannya, seiring dengan kemajuan yang dicapai lembaga-lembaga pendidikan yang peloporinya. Gerakan yang berjuang di bawah pancaran kiprahnya dikenal sebagai gerakan Aligarh, dengan beberapa tokoh sentralnya, seperti Muhsin al-Mulk (1837-1907M), Vigar al-Mulk (1841-1917M), Shibli (1857-1914), dan Hali (1837M).

Ketidaksepakatannya dengan sikap kooperasi gerakan Aligarh dan pemerintah kolonial Inggris, Shibli keluar dan mendirikan organisasi sendiri bernama Nadwatul Ulama. Di lembaga inilah, Shibli mengkader para mahasiswa pilihannya, di antaranya adalah Maulana Abul Kalam Azad (1888-1958 M) yang dalam kiprahnya menyuarakan kembali ide khifalah dan Pan-Islamisme. Gagasan serupa juga mengilhami kiprah dari Maulana Muhammad Ali (1878-1931 M) yang getol melancarkan gerakan anti diskriminasi di tanah India. Pandangan berbeda juga muncul dari pemikir India terkemuka lainnya, yakni Muhammad Iqbal. Tokoh ini menolak perlunya didirikan kembali khifalah karena Islam sejatinya bukanlah konsep politik untuk mendirikan pemerintahan, melainkan kesetiaan kepada Tuhan dan hukum-hukumnya. Iqbal lebih percaya pada format demokrasi yang dibangun atas dasar aspirasi Islam. Menurutnya, gerakan pembaruan Islam dapat mencapai titik kompromi antara doktrin Islam dan rasionalisme Barat tanpa ada bentrokan.

0 Response to "Sayid Ahmad Khan"

Posting Komentar